Ekskursi Singkat ke Taman Gardu Pandang Kaliurang

Halloooooooo. Bersama Udang Nomor 3, mari kita menjelajah daerah kesayangan kita, Yogyakarta. Saat pertama kali mendengar kata Yogyakarta, apa yang ada di benak kalian? Malioboro? Parangtritis? Gunung Merapi? Yup! Pertama-tama aku akan membahas mengenai lokasi Gunung Merapi dan sekitarnya. Dari aspek geomorfologi, jelas, bentuklahan yang ada di daerah Kaliurang adalah bentuklahan asal proses vulkanik karena di sini terdapat aktivitas gunungapi, yaitu Gunung Merapi. Gunung ini masih berstatus aktif. Erupsi terakhir tanggal 27 Maret 2014. Sebelumnya pada tahun 2010 dan 2006 (anyway, jujur aku lupa tanggalnya, aku cari di koran online pun berbeda-beda, so aku sebut tahunnya saja ya). Ketiga peristiwa erupsi tersebut dijadikan dasar asumsi bahwa siklus erupsi Gunung Merapi adalah empat tahun sekali. Karena topiknya bukan tentang kejadian erupsi Merapi, maka aku akan kembali ke topik awal. Gunung Merapi ini terbagi atas beberapa bagian lereng yang dibedakan melalui tekuk lereng atau bahasa kerennya break of slope. Bagian tersebut meliputi kerucut gunungapi, kepundan, lereng atas, lereng tengah, lereng bawah, dan lereng kaki.


(Source: Dokumentasi Pribadi, 2013)
Foto ini diambil di Taman Gardu Pandang Kaliurang, tepatnya di kaki bukit Plawangan, lereng selatan Gunung Merapi. Ketinggian tempat ini sekitar 878 mdpal. Jika kalian ingin mencari lewat GPS, ini koordinatnya 49M-0436570, 916039. Mungkin teman-teman yang tidak berdomisili di Kaliurang belum tau Bukit Plawangan dimana. Jadi, Gunung Merapi ini dibelakangi oleh dua bukit, yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan. Bukit Turgo berada di sebelah barat, sedangkan Bukit Plawangan di sebelah timur. Jika dilihat dari foto di atas, bukit Turgo ada sebelah kiri, yang di kanan itu Gunung Merapi, dan Bukit Plawangan di sebelah kanannya lagi Gunung Merapi. Kedua bukit ini berjasa lho! Mereka membantu menghalangi jalannya awan panas dan guguran kubah lava yang mengarah ke lereng di bawahnya. Tapi ya tidak serta merta membatasi seluruh awan panas dan semua material yang keluar. Karena jika dibandingkan Gunung Merapi, bukit ini hanya kecil. Mana bisa sih menghadapi Gunung Merapi yang guedee itu? hehe.
Di Taman Gardu Pandang ini juga terdapat Bunker atau ruang pelindung yang digunakan saat keadaan darurat jika terjadi bahaya aktivitas vulkanik, khususnya bagi para petugas yang berada di sekitar zona bahaya. Dulu ketika terjadi erupsi, tahun 2006 kalau tidak salah ingat, pernah kejadian ada dua relawan yang berada di zona bahaya erupsi Merapi. Mereka dikejar awan panas dan berusaha berlari menuju Bunker Kaliadem (bukan bunker yang di taman gardu pandang ini ya! Bunker yang lebih ke atas lagi), namun apadaya jika Allah memberikan takdir demikian. Mereka ditemukan meninggal karena suhu ruangan di dalam bunker sangat tinggi mencapai lebih dari 400°C. Salah satu dari mereka ditemukan di bak mandi yang berisi air sehingga ia ditemukan dengan luka bakar tingkat dua atau luka bakar yang terjadi di kulit bagian luar. Lain dengan temannya, kondisi tubuhnya mengalami luka bakar tingkat empat karena organ dalam tubuh ikut terbakar. Semoga husnul khotimah. Aamiin.
Balik ke topik lagi ya. Duh jadi melantur kemana-mana kalo ingat masa-masa yang lalu. Hehehe. Batuan permukaan yang terdapat pada Gunungapi Merapi merupakan batuan beku yang berasal dari leleran lava dari letusan pertama gunungapi hingga saat ini, sehingga jika dilihat lebih dalam akan nampak perlapisan yang menyusun gunungapi Merapi. Bukit Turgo dan Plawangan memiliki perlapisan batuan permukaan yang relatif seumur dengan formasi batuan berupa endapan vulkanik Gunung Merapi Muda. Berdasarkan peta geologi lembar Yogyakarta, endapan tersebut tersusun atas batuan yang berumur kuarter. Material yang menyusun endapan tersebut diantaranya material tuff, abu, breksi, aglomerat, dan leleran lava tak terpisahkan.
Jika teman-teman ingin liburan ke Taman Gardu Pandang Kaliurang, bisa lho berpikiran ala geograf setelah membaca artikel ini. Dosenku dulu pada saat awal masuk ke geografi mengajarkan “Seorang geograf itu matanya harus jelalatan. Bukan jelalatan ngeliatin cewek cantik atau cowok ganteng, tapi ngeliatin kondisi sekitar agar bisa menemukan hal-hal yang menjadi kunci geomorfologi, baik itu batuannya, tanahnya, penutup lahannya, sungainya, dan lain-lain.”
Taman Gardu Pandang ini sudah jadi tempat wisata! Bahkan wisata kekinian Festival of Light diadakan di sini. Padahal dulu belom ada apa-apa. Huhu jaman berubah secepat ini ya dalam waktu empat tahun :’) Festival ini dimulai pada tahun 2015. Tahun 2017, event ini diadakan sekitar bulan Juni-Juli yang mengusung tema gemerlap Ramadhan. Tentu saja tahun ini mengalami perkembangan dong ya dari tahun-tahun sebelumnya. Dari yang semula hanya lautan lampu yang menyerupai taman bunga, Dragon Castle, dan kini atraksi utamanya adalah air mancur yang menari-nari atau dikenal dengan istilah dancing fountain ala Singapura. Sempat beredar videonya dari temen-temen yang nonton, dan itu bikin kepingin ke sana. Pokoknya bagus! Jadi nggak sabar ya nunggu yang taun depan apa ya? Tapi inget, dateng ke sananya malem ya, jangan siang. Eman-eman listriknya. Wkwkwk. 


Source: Rino Bhagas Putra, 2017
(https://qubicle.id/story/festival-of-light-2016-gemerlap-kaliurang)
Sekian dulu yaaa teman-teman udang, lain kali kita travelling sambil belajar lagi. OK? See you.

with love,


Arlin Irmaningdiah

You Might Also Like

2 comments